Sangat disayangkan karena persaingan dengan Perusahaan besar, Transportasi online di indonesia banyak yang gulung tikar karena ketidakmampuan persangin dengan Grab dan Gojek yang teratas untuk sekarang ini.
Banyak perusahaan sejenis yang lain terpaksa harus gulung tikar alias bangkrut. Ketua Umum Asosiasi Driver Online (ADO) Christiansen Wagey mengatakan sejak beberapa tahun terakhir, ada lebih dari 10 ojek online dan taksi online gulung tikar.
Para penantang Grab dan Gojek ini kalah bersaing karena kedua perusahaan ini menerapkan aksi bakar duit melalui diskon tarif dalam jangka waktu lama.
Berikut para pemain dalam transportasi online yang kemudian satu per satu hilang di telan bumi :
1. Call Jack
Calljack merupakan aplikasi ride hailing lokal asal Yogyakarta. Layanan mereka sama dengan Gojek/Grab, dengan dua opsi layanan Calljack dan O'Jack. Sayangnya nama mereka hilang bak ditelan bumi.
2. Ojekkoe
Ojekkoe sempat memiliki 500 orang mitra pengemudi, sebelum akhirnya tidak aktif. Padahal Ojekkoe menjadi ride hailing yang dirilis sebagai bagian dari tugas akhir pendirinya, Katon Muchtar, di mana layanan mereka hanya memungut biaya minim Rp 2.500 per hari untuk mengantar penumpang.
3. Topjek
Saat rilis, TopJek menawarkan tarif murah tanpa promo, dengan fitur unggulan chatroom, yang kala itu belum ada di aplikasi milik Gojek dan Grab. Mereka juga membatasi pengemudi hingga 10.000 driver dengan seleksi ketat. Meski terlihat menjanjikan, nyatanya Topjek tidak bisa bertahan.
4. Uber
Uber angkat kaki dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia pada 2018. Sejak itu mereka menjual seluruh bisnis kepada Grab, sehingga mitra pengemudi Uber banyak yang berpindah ke platform Grab atau bahkan Gojek.
5. LadyJek
LadyJek menjadi salah satu ride hailing yang sempat menggemparkan menjadi ojek online dengan pengemudi wanita untuk kaum wanita. Dengan hampir 3.300 pengemudi, LadyJek terlihat sukses saat itu. Namun akibat keterbatasan modal, mereka juga harus gulung tikar.
6. Blujek
Saingan terbesar Gojek dan Grab ini juga gulung tikar. Berbeda dengan kedua ride hailing tersebut, Blujek mengenakan warna biru dan memiliki armada cukup besar saat itu.
7. OjekArgo
OjekArgo sudah tidak aktif sejak 2017. Berbeda dengan aplikasi lain, dahulu pelanggan yang membutuhkan layanan ride hailing ini hanya perlu instal aplikasi dan tidak perlu mendaftarkan diri atau membuat akun di aplikasinya.
Baca Artikel Lainnya : Gojek-Grab Kerja Sama Dengan Taksi di Singapura
Begitu besarnya dampak Transportasi Online di indonesia banyak perusahaan mencoba bersaingin dengan perusahaan besar tetapi tidak mampu dan hasilnya gulung tikar alias bangkrut, sangat di sayangkan harusnya menjadi lapangan perkerjaan tetapi tidak bisa, bagaimana menurut kalian ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar